Rp510 Juta DBHCHT Dialokasikan untuk Pembinaan Industri Rokok di Lumajang
Merahputihnews.id - Lumajang, Dari total Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) sebesar Rp3,4 miliar yang diterima Kabupaten Lumajang, sekitar Rp510 juta
Lumajang, Dari total Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) sebesar Rp3,4 miliar yang diterima Kabupaten Lumajang, sekitar Rp510 juta dialokasikan khusus untuk program pembinaan industri rokok. Meski tidak mencapai miliaran, dana ini difokuskan pada peningkatan kapasitas pelaku usaha tembakau dan buruh pabrik rokok. 23 September 2025
Kepala Bidang Usaha Mikro dan Industri Diskoperindag Lumajang, Andri Aprian, ST, menjelaskan bahwa DBHCHT tahun ini dibagi dalam lima program utama, yakni peningkatan kualitas produksi, pembinaan industri, pembinaan lingkungan sosial, sosialisasi regulasi, serta tindak lanjut penegakan hukum. Dari kelima program tersebut, sektor industri mendapat porsi penting berupa kegiatan pelatihan.
“Tahun ini ada rencana pelatihan linting rokok bagi pelaku usaha tembakau dan buruh pabrik rokok. Harapannya, mereka bisa mengetahui teknik linting yang baik sehingga mampu meningkatkan produktivitas perusahaan,” ungkap Andri.
Pelatihan dijadwalkan berlangsung di Pabrik Rokok CV. Triloka yang berlokasi di Sarikemuning, Desa Senduro. Perusahaan ini merupakan salah satu industri rokok yang berkembang pesat di Lumajang. Sejak berdiri tiga tahun lalu, CV. Triloka yang awalnya hanya mempekerjakan 80 karyawan kini telah menampung sekitar 150 pekerja, dengan jaringan distribusi yang menjangkau gerai Indomaret di seluruh Indonesia.
Menurut Andri, seluruh karyawan akan mendapat giliran pelatihan. Pelaksanaan akan digelar selama tiga hari dengan sistem bergelombang, masing-masing sekitar 40 peserta setiap harinya.
Selain keterampilan linting, peserta juga akan dibekali dengan materi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) guna memastikan proses produksi berjalan sesuai standar. “Program ini diharapkan tidak hanya meningkatkan mutu hasil produksi, tetapi juga memperkuat daya saing industri rokok lokal di tengah ketatnya persaingan pasar,” pungkas Andri.
Ditulis oleh: Zamri
