Breaking NewsPemkab Sumenep Tertibkan Papan Reklame yang Langgar Surat Edaran Bupati Nomor 18 Tahun 2025   |   Wakil Ketua DPR Papua Tengah Pdt. Diben Elaby Apresiasi Kinerja Keuangan Daerah, Namun Soroti Rendahnya Sinergi dan Serapan Anggaran   |   BAPENDA Sumenep Sosialisasikan Pembayaran Pajak PBB di Desa Kalianget Barat   |   Banyak Warga Padati Bazar UMKM dan Pasar Murah BPRS Bhakti Sumekar, Bupati Fauzi: Wujud Nyata Kebangkitan Ekonomi Rakyat   |   Keluarga Besar PAC PDI Perjuangan Kecamatan Lenteng Ucapkan Selamat Ulang Tahun ke-62 kepada MH. Said Abdullah   |  
BeritaKesehatanPemerintahan

Kemenkes RI Rencanakan Bangun Laboratorium Kesehatan di Madura, Percepat Deteksi Penyakit Menular

Merahputihnews.id - Sumenep, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI berencana membangun laboratorium kesehatan di Pulau Madura untuk mempercepat deteksi penyakit menular, khususnya campak yang

Sumenep, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI berencana membangun laboratorium kesehatan di Pulau Madura untuk mempercepat deteksi penyakit menular, khususnya campak yang berpotensi menjadi wabah.

Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, saat kunjungan kerja ke Kabupaten Sumenep, Kamis (28/8/2025), menegaskan keberadaan laboratorium tersebut sangat penting. Dengan adanya fasilitas ini, pasien yang terindikasi penyakit menular bisa segera mendapatkan penanganan sehingga penyebaran di masyarakat dapat dicegah.

“Kami ingin Pulau Madura memiliki satu laboratorium untuk penyakit campak, supaya mudah mendeteksinya manakala ada pasien dengan gejala penyakit itu,” ujar Menkes.

Selama ini, pasien dengan dugaan campak di Sumenep harus dirujuk ke Surabaya untuk pemeriksaan laboratorium. Kondisi tersebut membuat proses identifikasi penyakit memakan waktu lama.

“Kalau di Madura sudah ada laboratorium kesehatan, sampel tidak perlu dikirim ke luar daerah. Waktu diagnosis bisa lebih cepat sehingga penanganan pasien lebih efektif,” jelasnya.

Menkes menambahkan, data hasil diagnosis yang cepat akan membantu rumah sakit melakukan deteksi dini melalui surveilans dan skrining, sehingga risiko Kejadian Luar Biasa (KLB) dapat ditekan.

“Kecepatan deteksi sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit dan menyelamatkan lebih banyak nyawa. Bahkan, satu desa atau kecamatan bisa langsung dilakukan imunisasi jika ditemukan kasus,” tegasnya.

Budi juga mengapresiasi kerja keras puskesmas, dokter, dan tenaga medis di Madura dalam menangani kasus campak. Ia berharap, pelaksanaan imunisasi massal atau Outbreak Response Immunization (ORI) mampu menekan angka kasus baru.

“Kami mengharapkan pelaksanaan ORI menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap imunisasi, sebagai perlindungan jangka panjang dari penyakit menular,” pungkasnya.

Ditulis oleh: admin

Tombol Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *